Jumat, Oktober 29, 2010

A giant Integrated Food Company


keberadaan INDF ( Indofood Sukses Makmur Tbk ) mulai dirintis sejak tahun 1982 melalui pendirian PT Sarimi Asli Jaya yang memproduksi mie instan dan kebetulan bukan yang pertama di Indonesia. Saat itu di pasar sudah ada 2 merk kuat, yakni Supermi ( milik PT Supermie Indonesia hasil patungan antara perusahaan lokal dengan Sankyo Shokuhin dari Jepang dan sudah ada di pasar sejak tahun 1969) dan Indomie ( milik PT Sanmaru Food Manufacturing dari Grup Jangkar Jati yang beredar sejak tahun 1970). Tahun 1983 INDF memproduksi chiki snack dan sampai saat ini merupakan salah satu merek kuat di pasar snack food Indonesia.

Tahun 1984, terjadi merger antara Indomie dan Sarimi yang menjadikan INDF memiliki dua merek kuat mie instan. Setahun kemudian Indomie mengeluarkan Indomie Rasa Kari ayam, yang hinggak kini menjadi salah satu rasa mie instan yang paling laris di pasaran. Bersamaan degan itu, INDF masuk di bisnis makanan balita yang memproduksi Promina dan kini dikenal sebagai salah satu merek makanan balita kuat di Indonesia. Tahun 1986, posisi INDF semakin kuat dengan mengakuisisi PT Supermie pada tahun 1986. Sejak saat itu INDF sangat leluasa untuk melakukan berbagai macam inovasi seperti membuat cup noodle dengan merk Pop Mie di tahun 1987.

Tahun 1989, INDF masuk ke bisnis food seasonings yang menghasilkan kecap dan bumbu , dan 2 tahun kemudian juga membuat saus tomat dan sambal. Ditahun yang sama, INDF mengakuisisi PT Sari pangan nusantara, produsen makanan balita merek SUN. Selain membuat produk sendiri, di tahun 1990 INDF menjalin Joint Venture dengan Pepsico Foods yang punya merek Frito Lay, dan membuat snack berbahan baku kentang, dengan merek-merek seperti Chitato, Cheetos dan Chikita, snack foods berbahan baku ketela yang jumlahnya memang melimpah di Indonesia.

INDF sebagai perusahaan seperti yang dikenal sekarang baru dimulai pada tahun 1990 dengan berdirinya PT Panganjaya Intikusuma. Ditahun 1994 barulah diubah menjadi INDF sebelum Go Public di tahun itu. Setahun kemudian PT Bogasari Flour Mills, yang merupakan perusahaan penggilingan tepung tterigu terbesar Indonesia yang menghasilkan bahan baku mie instan, diakuisisi dan menjadikan INDF sebagai sebuah perusahaan raksasa makanan yang terintegrasi. Tahun 1997, INDF mengakuisisi Bimoli, dengan bidang bisnis yang beragam itu sebenarnya INDF tidak ada bedanya dengan perusahaan makanan besar dunia sekelas Kraft Foods/Philip Morris Inc, dll. Untuk memerkuat posisinya tahun 1997 INDF juga mengakuisisi Indomarco, salah satu perusahaan distribusi terbesar d Indonesia.

Tahun 2005, INDF kembali memperkukuh posisinya dengan melakukan joint venture membentuk PT Nestle Indofood Citarasa Company. Setahun kemudian INDF mengakuisisi Pacsari Pte Ltd, sebuah shipping company dan juga lahan perkebunan di Kalimantan Baratm serta mengorganisasi semua unit agribisnisnya ke PT Salim Ivomas Pratama. Ditahun 2007, INDF kian memperkuatagribisnisnya dengan mengakuisisi Rascal Holdings Limited dan perusahaan perkeunan yang sudah lebih dari seabad usianya yaitu PP Londond Sumatera Plantation Tbk(LSIP).
Karena besarnya ragam bisnis yang dimiki oleh INDF, Indf akhirnya membagi bisnisnya kedalam empat bagian besar yaitu :
  • Consumer Branded Products (CBP) Group yang mencakup divisi packaged foods seperti noodles, snack foods, dll.
  • Bogasari Group yang bisnis utamanya menghasilkan tepung terigu , dll.
  • Agribusiness Group yang aktifitas utamanya mulai dari Litbang, pembibitan kelapa sawit,penanaman, pengolahan branding dan marketing minyak goreng, dll.
  • Distribution Group, yang merupakan salah satu jaringan distribusi terbesar Indonesia yang menangani baik produk INDF maupun pihak ketiga.






sumber : KOMPAS 100 Corporate Marketing Cases. Hermawan Kartajaya& Taufik.2009

0 komentar:

welcome....assalamuallaikumm.....^_^

thanks for visit my room...^_^